Monday, March 12, 2012

DIIT IBU HAMIL Dengan DIABETESMILLITUS

DIABETES mellitus pada kehamilan dalam istilah kedokteran disebut diabetes mellitus gestasional. Diabetes mellitus ini mungkin hanya berlangsung selama kehamilan tetapi dapat juga berlanjut meski sudah tidak hamil lagi.


Menurut penelitian sekitar 40-60 persen ibu yang mengalami diabetes mellitus pada kehamilan dapat berlanjut mengidap diabetes mellitus setelah persalinan. Disarankan agar setelah persalinan pemeriksaan gula darah diulang secara berkala misalnya setiap enam bulan sekali.

Faktor risiko diabetes mellitus pada kehamilan adalah riwayat keguguran berulang, pernah melahirkan bayi yang beratnya sama dengan atau melebihi 4000 g, pernah mengalami preeklamsia (keracunan kehamilan), atau pernah melahirkan bayi mati tanpa sebab yang jelas atau bayi dengan cacat bawaan.

Selain itu yang juga merupakan faktor risiko adalah usia ibu hamil yang melebihi 30 tahun, riwayat diabetes mellitus dalam keluarga, serta pernah mengalami diabetes mellitus pada kehamilan sebelumnya.

Penatalaksanaan diabetes pada kehamilan sebaiknya dilakukan secara terpadu antara dokter kebidanan, penyakit dalam, ahli gizi, dan spesialis anak. Sasaran penatalaksanaan adalah mencapai kadar gula darah yang normal yaitu gula darah puasa kurang dari 105 mg/dl dan dua jam sesudah makan kurang dari 120 mg/dl. Sasaran dapat dicapai dengan melakukan pengaturan makan.

Bila diperlukan maka diberikan insulin untuk menurunkan kadar gula darah mencapai normal. Biasanya bila kadar gula darah puasa melebihi atau sama dengan 130 mg/dl di samping perencanaan makan perlu diberikan insulin.

Bila kadar gula darah puasa di bawah 130 mg/dl, penatalaksanaan dapat dimulai dengan perencanaan makan saja. Dalam perencanaan makan dianjurkan jumlah kalori sebesar 35 kal/kg berat badan ideal, kecuali bila penderita gemuk jumlah kalori dikurangi. Pada kehamilan biasanya perlu dipertimbangkan penambahan kalori sebanyak 300 kal. Agar janin dalam kandungan dapat tumbuh secara baik dianjurkan untuk mengkonsumsi protein sebesar 1-1,5 g.

Penggunaan insulin biasanya dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan sesuai kebutuhan untuk mencapai kadar gula darah yang normal. Biasanya Anda akan diajari menyuntik insulin sendiri agar tidak tergantung orang lain.

Untuk itu Anda perlu mempelajari prinsip-prinsip sterilitas, mengenal berbagai macam insulin, serta memahami dosis dan penyediaan insulin yang tepat.

Anda tidak perlu khawatir terhadap pengaruh buruk insulin pada pertumbuhan janin. Justru pemberian insulin ini diharapkan dapat membantu tercapainya kadar gula darah normal sehingga janin dapat tumbuh dengan baik dan terhindar dari kesulitan waktu melahirkan.

Bila gula darah tidak dikendalikan, maka terjadi keadaan gula darah ibu hamil yang tinggi (hiperglikemia) yang dapat menimbulkan risiko pada ibu dan juga janin.

Risiko pada janin dapat terjadi hambatan pertumbuhan karena timbul kelainan pada pembuluh darah ibu dan perubahan metabolik selama masa kehamilan. Sebaliknya dapat terjadi makrosomia yaitu bayi pada waktu lahir besar akibat penumpukan lemak di bawah kulit. Juga pernah dilaporkan terjadinya cacat bawaan karena diabetes mellitus yang tidak diobati waktu kehamilan.

Risiko lain adalah meningkatnya kadar bilirubin bayi serta gangguan napas dan kelainan jantung. Pada ibu hamil diabetes mellitus yang tidak diobati dapat menimbulkan risiko terjadinya penyulit kehamilan berupa preeklamsi, cairan ketuban yang berlebihan, dan infeksi saluran kemih.

Jadi penatalaksanaan diabetes mellitus pada kehamilan perlu dilakukan dengan baik untuk meningkatkan taraf kesehatan ibu dan bayi.

DIIT IBU HAMIL dengan DM

Tujuan :

• Menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, agar penderita mencapai keadaan faali normal (gula darah normal) dan dapat melakukan pekerjaan sehari hari seperti biasa

• Mengatur BBè BB yg memadai

• Meningkatkan status kesehatan

Syarat :

• Jumlah kalori ditentukan berdasarkan TB dan usia kehamilan dan kelainan metabolik

• Jumlah KH sesuai kesanggupan tubuh utk menggunakannya. Gula murni tidak diperbolehkan

• Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yg diberikan

• Makanan diberikan sesuai jadual yg teratur

Kebutuhan Kalori

TB-100) x 30 kkal + T1 (100 kkal)


T2 (200 kkal)

T3 (300 kkal)

L ( 400 kkal)

Komposisi zat gizi :


KH : 60 % total kalori

Protein : 20 % total kalori

Lemak : 20 % total kalori

Pola Pemberian Makan

• 3 kali makanan utama

• 3 kali makanan selingan

• Interval pemberian 3 jam

• Pagi 20% total kebutuhan

• Siang dan malam a 25% total kebutuhan

• Selingan 10% total kebutuhan

• Tertib 3 J (Tepat jenis,jumlah dan jam)

Bulan Puasa

• Makan pagi & selingan è makan buka puasa

• Makan siang è sesudah tarawih

• Selingan sore è Mau tidur malam

• Makan malam & selingan malam è Makan sahur

Bahan makanan yg baik diberikan : semua bahan makanan boleh diberikan dlm jml yg telah ditentukan

• Bahan makanan yg tidak boleh diberikan gula murni seperti yg terdapat pada :

Gula pasir, gula jawa

Sirup, jam, jally, buah diawetkan dg gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim

Kue-kue manis, dodol, cake

Abon, dendeng, sarden

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes