Thursday, July 16, 2009

Penanggulangan GAKY

PEMBINAAN DISTRIBUTOR GARAM sebagai SALAH SATU UPAYA MENANGGULANGI MASALAH GAKY

Salah satu titik berat pembangunan Nasional adalah peningkatan Sumber Daya Manusia ke arah peningkatan kecerdasan dan produktifitas kerja. Salah satu upaya yang memiliki dampak positif terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi masyarakat.
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, juga aspek menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat.

Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara yang dikenal dengan istilah Human Development Indeks. Kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas dan produktifitas penduduk.
Di Indonesia empat masalah gizi masih menjadi prioritas dalam penanganan yaitu kurang vitamin A, kurang energi protein, anemia dan gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY).

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( GAKY ) adalah menjadi salah satu permasalahan gizi di Kabupaten Lumajang. Upaya-upaya dalam penanggulangan GAKY adalah suplementasi yodium, baik secara langsung melalui pemberian kapsul minyak beryodium maupun tidak langsung melalui konsumsi garam beryodium.

Sebaran dan besarnya masalah garam yang beredar di berbagai daerah sangat penting untuk diketahui agar pengelola program dapat secara tepat merencanakan penanggulangannya. Karena itu perlu dilakukan pemantauan garam beryodium secara terintegrasi mulai dati tingkat produsen, distributor, pasar dan masyarakat umum.
UPAYA penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia yang sudah dilaksanakan sejak tahun 1977 belum mencapai target 2002. Padahal, Indonesia mampu memproduksi garam (kondisi normal) 1,8 juta ton per tahun.
India yang berpenduduk 1,093 milyar jiwa dan penghasil garam terbesar nomor lima dunia (9,5 juta ton per tahun) bebas GAKY sejak tahun 2000. Bahkan, Banglades yang tidak tergolong produsen garam dunia sudah bebas GAKY tahun 2000. Cina sebagai produsen garam nomor dua dengan total produksi 30,8 juta ton per tahun bebas GAKY sejak 1988.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan akhir 2005 dunia sudah bebas GAKY. Mampukah Indonesia mencapai target itu? Mampu asalkan berkomitmen untuk melaksanakan lima strategi.
Kelima strategi tersebut adalah menghilangkan akar permasalahan, menetapkan sistem pengadaan dan distribusi garam beryodium, meningkatkan sosialisasi konsumsi garam beryodium, mengawasi peredaran garam, dan menetapkan sanksi hukum.
Masalah yang membuat GAKY sulit diatasi karena garam yang beredar di masyarakat sebagian besar tidak mengandung yodium, tidak memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) atau standar industri Indonesia (SII).
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 697 Tahun 1994 Pasal 1 menyebutkan, garam yang dapat diperdagangkan untuk kebutuhan konsumsi manusia, ternak, pengasinan ikan atau bahan penolong industri pangan adalah garam beryodium yang telah berlabel SNI/SII.
Kenyataan menunjukkan, sebagian besar garam impor sejak enam tahun terakhir tidak mengandung yodium sesuai SNI maupun SII. Menurut Abu Hidajat, dari 195 produsen garam 75 di antaranya labil produksinya. Artinya, kadang memenuhi standar yodisasi, tetapi pada umumnya tanpa yodium. Meski harus diakui, 14 produsen lainnya mampu meraih ISO–9000. Padahal, bahan baku yodium tidak sulit dan harganya relatif terjangkau.
Untuk mencapai garam berstandar SNI/SII, langkah awal yang harus dilakukan adalah sosialisasi garam beryodium di media massa, lembaga pendidikan, dan organisasi kemasyarakatan.
Di kabupaten Lumajang berdasarkan hasil monitoring garam beryodium tahun 2007 rata-rata konsumsi garam beryodium tingkat masyarakat yaitu 51,5% jauh di bawah target yaitu 90%. Ada 13 puskesmas yang pencapaiannya diatas rata-rata kabupaten dan sejumlah 11 puskesmas yang pencapaiannya dibawah rata-rata kabupaten. Diantara puskesmas tersebut ada 1 puskesmas yaitu puskesmas Ranuyoso tidak ada satupun dari siswa SD yang diambil sebagai sampel menggunakan garam beryodium.

Kebutuhan Yodium
Kebutuhan yodium per hari orang berkisar antara 100mg – 300 mg , sedangkan konsumsi garam bervariasi antara 5-10 gram per orang per hari. Sehingga tidak ada suatu standar yang baku untuk jumlah yodium yang harus ditambahkan ke dalam garam (NN, 2003).
Persyaratan Garam Sehat
a. Garam sehat adalah garam konsumsi yang telah dikonfirmasikan dengan yodium yang cukup untuk untuk kebutuhan tubuh, yaitu mengandung kadar yodium 30 – 40 ppm, dan kandungan air < 52.
b. Garam yodium diharuskan dikonsumsi seluruh penduduk baik di daerah endemic maupun di daerah bukan endemic
c. Konsumsi garam yodium rata-rata per orang per hari 10 gr dan kebutuhan ion yodium sebesar 150-200 mikrogram per orang per hari bila konsmsi rata-rata
d. Batas maxsimal konsumsi ion yodium yang dapat di toleler oleh tubuh adalah 2.000 mikrogram per orang per hari.
e. Bila konsumsi rata-rata 25-60 ug seseorang sehari, akan terdapat kasus goiter, tetapi tidak banyak terlihat kasus cretinism.
Pengelolaan garam sehat
a. Penyimpanan
Garam yodium perlu di simpan :
1) Di bejana atau wadah tertutup
2) Tidak kena cahaya
3) Tidak dekat dengan tempat lembab air, hal ini untuk menghindari penurunan kadar yodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar yodium menurun bila terkena panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan yodium.
b. Penggunaan garam yodium
Cara penggunaan garam yodium:
1) Tidak di bumbukan pada sayuran mendidih, tetapi dimasukkan setelah sayuran diangkat dari tungku, kadar KIO3 dalam makanan akan terjadi penurunan setelah dididihkan 10 menit.
2) Kadar yodium juga akan menurun pada makanan yang asam, makin asam makanan makin mudah menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut.
Proses perusak terhadap kandungan yodium
a) Merebus (terbuka) kadar yodium hilang  50 %
b) Menggoreng kadar yodium hilang  35 %
c) Memanggang kadar yodium hilang  25 %
d) Brengkesan atau pepesan kadar yodium hilang  10 %


Ciri-ciri garam Yang Baik di Pasaran
i. Berlabel mengandung yodium
ii. Berwarna putih bersih.
iii. Kering
iv. Kemasan baik / tertutup rapat.
Cara mengetahui kadar yodium dalam garam
Untuk mengetahui kadar iodium dalam garam dapat dilakukan pengetesan dengan cara :
a. Dengan Yodida / Test Kit
Caranya:
1) Ambil 1 sendok teh garam, lalu tetesi dengan cairan yodida.
2) Tunggu beberapa menit sampai terjadi perubahan warna pada garam dari putih menjadi biru keunguan (pada garam beryodium).
3) Bandingkan dengan warna yang ada pada kit yang tertera pada kemasan.
b. Dengan parutan singkong.
Bila tidak tersedia test kit atau cairan yodida, maka ada cara yang sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi yaitu dengan parutan singkong.
Caranya :
1) Kupas singkong yang masih segar, kemudian parut dan peras tanpa air.
2) Tuang 1 sendok perasan singkong parut tanpa di tambah air ke dalam tempat yang bersih.
3) Tambahkan 4 – 6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa.
4) Tambahkan 2 sendok teh cuka, aduk sampai rata, biarkan beberapa menit. Bila timbul biru keunguan berarti garam tersebut mengandung yodium.


Gangguan Akibat Kurang Yodium
Penggunaan garam beryodium akan membantu tubuh untuk memperoleh yodium karena yodium tidak dapat diproduksi oleh tubuh secara alamiah. Salah satu manifestasi gambaran penyakit kekurangan zat yodium yang menonjol adalah pembesaran kelenjar thyroid yang disebut penyakit gondok oleh awam atau nama ilmiahnya struma simplex. Karena terdapat endemik di wilayah-wilayah tertentu yang kekurangan yodium, disebut endemic goiter. Defisiensi yodium memberikan juga berbagai gambaran klinik lain, sehingga defisiensi yodium sekarang diberi pengertian luas, mencakup berbagai gambaran klinik lainnya yang disangka ada hubungan dengan kondisi kekurangan zat gizi yodium itu, sehingga disebut Iodine Deficiency Deases (IDD).
Sudah menjadi konsensus diantara para ahli bahwa manifestasi defisiensi yodium terjadi karena kekurangan hormon thyroxin, yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid. Kelenjar ini terletak di daerah leher, disamping kiri dan kanan di bawah jakun.
Hubungan Defisiensi Yodium dengan Gondok Endemik
Yodium merupakan komponen struktural dari hormon thyroxin yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid. Pada defisiensi yodium pembentukan hormon thyroxin terhambat, sehingga tidak mencukupi kebutuhan. Maka kelenjar thyroid berusaha mengadakan kompensasi dengan menambah jaringan kelenjar, sehingga terjadi hypertrophy kelenjar thyroid yang disebut strauma simplex (pembesaran kelenjar thyroid), dan karena terjadi didaerah tertentu secara endemik, disebut juga dengan gondok endemik (endemic goiter).
Perlu diketahui bahwa strauma tidak hanya terjadi karena defisiensi yodium, tetapi juga dapat terjadi karena sebab-sebab lain, misalnya karena infeksi.
Pengaruh Hormon Thyroxin
Thyroxin berpengaruh kepada banyak fungsi tubuh, dan merupakan hormon pertumbuhan (growth hormone).
Pengaruh Thyroxin Terhadap Metabolsme Umum
Thyroxin menggiatkan proses metabolisme secara umum dan menyeluruh, terutama proses-proses oksidatip. Pembuatan energi oksidatip misalnya menggiatkan proses-proses yang merangsang dan mendukung siklus kerbs di dalam mitochondry, meningkatkan penggunaan oksigen, glukosa, lemak dan protein. Penngkatan metabolisme sumber energi utama ini (karbohidrat, lemak dan protein) mengakibatkan kebutuhan vitamin-vitamin yang meninggi, BMR (basal metabolisme rate) meningkat sampai 15% diatas BMR normal. Peningkatan kebutuhan vitamin dapat mencapai taraf defisiensi, bila konsumsi tidak diperhatikan dan simpanan cadangan didalam tubuh rendah. Thyroxin menggiatkan pertumbuhan tulang belakang dan hormon, ini diperlukan di dalam proses transformasi karotin menjadi vitamin A.
Pengaruh Thyroxin Terhadap Sistem Cardiovascular
Thyroxin meningkatkan fungsi jantung dan saluran darah. Peningkatan metabolisme sel menghasilkan peningkatan metabolisme yang masuk ke dalam saluran darah dan pada akhirnya menyebabkan peningkatan pembuangan panas tubuh. Frekuensi denyut jantung meningkat, volume cairan darah meningkat dengan akibat terjadinya peninggian tekanan darah. Kebutuhan oksigen meningkat, menyebabkan peningkatan juga frekuensi dan volume pernapasannya per menitnya
Pengaruh Thyroxin Terhadap Sistem Pencernaan
Thyroxin meningkatkan saluran pencernaan. Sekresi kelenjar pencernaan dan pencernaan dan peristaltis meningkat. Peningkatan gerak peristaltik sampai berakibat pada diare.
Pengaruh Thyroxin Terhadap Sistem Otot
Jumlah normal thyroxin sampai peningkatan sedang dari jumlah tersebut berakibat meningkatkan kekuatan otot, sedangkan dosis yang tinggi memberikan pengurangan tenaga otot tersebut. Mungkin peningkatan metabolisme menghasilkan peningkatan produksi metabolisme yang menyebabkan kelelahan otot permanen.
Defisiensi yodium juga mengakibatkan gambaran klinik lain selain goiter endemic, juga disebut Iodine Deficiency Deases (IDD). Ada 4 jenis IDD, yaitu :
a. Endemik gondok.
b. Hambatan pertumbuhan fisik dan mental yang disebut cretinism.
c. Hambatan neuro motor.
d. Kondisi tuli beserta bisu (deaf mutism)
Pada keadaan IDD endemik berat, kerugian keluarga dan masyarakat terutama karena adanya penderita cretin yang disertai hambatan mental dan intelektual. Cretin adalah akibat kekurangan yodium ketika hamil. Penderita bertubuh pendek (cebol) dan menderita berbagai tingkat hambatan mental, yaitu tingkat perkembangan mental itu tertinggal terhadap umur. Penderita berumur 15 tahun dapat mempunyai perkembangan mental seperti umur dua tahun (Dinkes Jatim, 2003).


Sehubungan dengan hal diatas guna mengantisipasi dampak yang berkelanjutan akibat rendahnya konsumsi garam yodium tingkat masyarakat maka salah satu upaya yang dilakukan di kabupaten Lumajang yaitu mengadakan pembinaan distributor/penjual garam beryodium di wilayah Puskesmas Ranuyoso.

Adapun kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi garam beryodium di masyarakat, meningkatkan pemahaman tentang GAKY,menyebarluaskan pemahaman tentang konsumsi garam beryodium di mayarakat, meningkatkan kesadaran distributor/penjula garam untuk menjual garam beryodium dan meningkatkan ketrampilan dalam pengetesan garam beryodium

Kegiatan pembinaan ini dilaksanakan selama tiga hari berturut di tiga tempat setiap hari dihadiri oleh perwakilan pedagang/distributor garam sejumlah 60 orang yang berasal dari desa tegalbangsri, jenggrong,meninjo, Ranuyoso,Alun-alun,Sumberpetung, Ranubedali,Wates kulon,Wates wetan, Penawungan dan Wonoayu. Para peserta sangat antusias mengikuti pembinaan yang disampaikan narasumber dari Dinas Peridustrian dan Dinas kesehatan Kabupaten Lumajang. Dari Dinas perindustrian menyampaikan materi tentang pelabelan produk garam yang sesuai standart, dari dinas kesehatan menyampaikan penyebab Gaky, akibat Gaky dan pencapaian program penanggulangan Gaky diantaranya cakupan konsumsi garam beryodium di wilayah Ranuyoso, jenis garam yang sering dikonsumsi di wilayah Ranuyoso juga prevalensi total goiter rate (TGR) di wialyah kecamatan Ranuyoso. Disamping pemberian materi juga dilakukan praktek cara menguji garam dengan menggunakan iodinatest. Dari kegiatan praktek ini peserta bisa mengetahui jenis – jenis garam apa yang mempunyai kandungan yodium cukup tinggi, kurang atau tidak ada sama sekali. Dengan cara melihat perubahan warna pada garam yang diuji,jika berubah warna menjadi ungu maka garam tersebut menggandung cukup kandungan yodiumnya. Bila tidak ada perubahan warna maka garam tersebut tidak mengandung yodium.
Disetiap akhir pertemuan para pedagang/distributor garam berkomitmen untuk membeli garam beryodium yang kemudian untuk dijual lagi kepada masyarakat sebagai salah satu upaya menanggulangi gangguan akibat kekurangan yodium di wilayah kecamatan Ranuyoso.

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes